Jumat, 22 Mei 2015

Masker di Pesawat Bukan Berisi Oksigen

Photo credit : infopenerbangan.com



    Masker oksigen di pesawat biasa digunakan bila terjadi tekanan udara drastis. Tahukah Anda bahwa masker oksigen sebenarnya tidaklah berisi oksigen. Patut diketahui, bahwa oksigen yang terdapat pada masker dapat dibuat dari bahan kimia. Sesaat sebelum sempat dihirup, masker oksigen tidaklah mengeluarkan oksigen, tetapi sekelompok bahan-bahan kimia. Bahan kimia berubah menjadi udara yang bisa dihirup untuk bernapas. Bahan-bahan tersebut biasanya disimpan di generator oksigen di atas kepala penumpang.

    Jika udara di kabin menurun, masker oksigen akan turun secara otomatis. Ketika Anda menarik masker tersebut ke bawah, maka Anda akan melepaskan bahan kimia seperti berklorat dan besi oksida yang kemudian akan bercampur. Reaksi kimia yang terjadi dari percampuran itu akan menjadi oksigen yang mengalir ke tubuh Anda. Ketika hal ini terjadi, maka ruang di atas kepala akan menjadi panas. Hal ini dikatakan oleh Arch Carson sebagai ahli kesehatan yang bekerja di Universitas Texas, seperti yang dilansir okezone.


“Ketika Anda menarik ke bawah pada topeng, itu akan menghasilkan bau seperti terbakar. Seperti menyalakan oven baru,” ujar Carson dikutip Huffingtonpost.


    Tapi Anda tidak perlu khawatir karena Anda bisa bernapas dengan nyaman. Carson juga mengatakan meski Anda akan mungkin akan menghirup sebagian kecil debu kimia, itu lebih baik daripada Anda pingsan karena kekurangan oksigen. Masker oksigen biasanya menyediakan udara yang cukup untuk bertahan selama 12 sampai 20 menit. Waktu yang cukup lama ini dapat dimanfaatkan oleh pilot untuk mencari posisi ketinggian yang tepat agar penumpang tidak perlu menggunakan masker oksigen lagi.


“Pilot bisa menurunkan ketinggian lebih cepat dari yang dibutuhkan untuk kehabisan oksigen. Mereka mengerti situasinya,” ungkap ahli bedah penerbangan Angkatan Udara, Dr. Gregory Pinnell. (*/eq)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar