Rabu, 17 Desember 2014

Cuaca dalam Operasional Penerbangan

Credit : www.infopenerbangan.com

           Dalam dunia penerbangan, kondisi cuaca meliputi curah hujan, kelembaban udara, jarak pandang, serta arah dan kecepatan ang­in merupakan informasi yang penting untuk diketahui oleh awak pesawat. Sebuah flight plan suatu penerbang­an dibuat dengan mengacu pada kondisi cuaca, sehingga dibutuhkan weather forecast yang akurat, termasuk di dalamnya kondisi cuaca di darat untuk keperluan proses take off dan landing.

Timbul Turbulance

         Cuaca buruk dapat berdampak pada operasional penerbangan, baik in-flight maupun ground operation. Salah satu efek cuaca buruk pada saat pesawat in-flight adalah terjadinya turbulence. Turbulence terdiri dari beberapa jenis, salah satu diantaranya yang mempunyai efek signifikan terhadap penerbangan adalah Clear Air Turbulence (CAT).

           Turbulence jenis ini menyebabkan efek yang signifikan dikarenakan kehadirannya yang tidak dapat terdeteksi. Keberadaan CAT sulit untuk dideteksi melalui mata telanjang dan radar konvensional. Namun, masih dapat dideteksi dari jarak jauh menggunakan instrumen yang dapat mengukur turbulence dengan optical technique, seperti Scintillometers, Doppler LIDARs atau interferometer N-slit.

           Kejadian in-flight turbulence dapat membahayakan awak pesawat, baik penerbang dan awak kabin maupun penumpang. Guncangan yang terjadi di dalam pesawat akibat turbulence dapat mengakibatkan cidera yang disebabkan oleh hantaman/benturan anggota tubuh dengan benda-benda di dalam pesawat.

           Untuk itu, pada saat terjadi turbulence semua awak kabin dan penumpang diharuskan kembali ke tempat duduk masing-masing dan menggunakan seatbelt. Ketika seatbelt sign dinya­lakan, kegiatan in-flight service perlu dilakukan secara hati-hati. Penyediaan minuman panas kepada penumpang tidak diperbolehkan, karena guncangan bisa mendadak semakin kencang, dan air panas tersebut dapat tumpah menciderai penumpang maupun awak kabin. Apabila turbulence semakin signifikan, seluruh kegiatan in-flight service akan dihentikan dengan segera.

           Informasi mengenai kondisi cuaca dalam rute perjalanan penerbangan sangatlah penting bagi para penerbang untuk mengantisipasi terjadinya turbulence maupun kondisi lain yang terkait dengan cuaca. Informasi cuaca dapat diperoleh awak pesawat pada saat sebelum melakukan penerbangan, yaitu dari briefing dengan Flight Dispatcher terkait dengan weather forecast, serta pada saat pesawat in-flight, yaitu informasi dari Air Traffic Controller (ATC), weather radar yang terpasang di cockpit dan informasi dari Flight Following.

           Informasi tersebut digunakan oleh para penerbang dalam membuat keputusan di dalam pesawat, misal penentuan rute penerbangan, keputusan untuk fase take off dan landing atau memberikan pengumuman kepada awak kabin dan penumpang apabila kondisi cuaca buruk, menyalakan seat belt sign untuk menandakan akan terjadinya guncang­an dan lain-lain.

Juga Dibutuhkan oleh Petugas Lapangan

           Selain dibutuhkan sebagai referensi bagi penerbang, informasi kondisi cuaca juga sangat dibutuhkan bagi para pekerja ground operations. Pekerjaan terkait dengan ground handling, cargo handling, maintenance release, pera­watan pesawat serta segala pekerjaan operasional yang dilakukan di bandar udara juga sangat membutuhkan informasi terkait dengan cuaca.

           Aerodrome warning system merupakan suatu standar di bandar udara yang dipersyaratkan oleh ICAO “Aerodrome warnings shall be issued by the meteorological office designated by the meteorological authority concerned and shall give concise information of meteorological conditions which could adversely affect aircraft on the ground, including parked aircraft, and the aerodrome facilities and service” (ICAO Annex 3 chapter 7.3.1).

           Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan weather forecast dan juga hal-hal lainya yang berkaitan dengan perubahan cuaca yang sangat signifikan sesuai dengan yang disyaratkan ICAO. Informasi tersebut kemudian diteruskan ke berbagai pihak yang memerlukan seperti disebutkan diatas sebagai upaya mengantisipasi dan menghindari terjadinya kerusakan, insiden maupun accident.

           Di sisi lain, diperlukan juga kewaspadaan dari para pekerja ground operation, terutama yang bekerja di area hangar, apron dan remote area dari suatu bandar udara.

           Apabila selama ini yang menjadi fokus dalam upaya peningkatan ground safety awareness adalah mengenai jarak antar equipment, jarak antar equipment dan pesawat, kecepatan dan teknik mengendarai equipment di apron, namun saat ini diketahui bahwa ternyata faktor cuaca juga perlu untuk diwaspadai, khususnya hujan deras dan angin kencang.

           Salah satu dampak signifikan yang dapat terjadi akibat hujan deras dan angin kencang di ground area adalah terhempasnya ground equipment menuju ke arah pesawat, menyebabkan pesawat tergores atau tertabrak equipment di sekitarnya.

           Tidak menutup kemungkinan, selain menyebabkan kerusakan pesawat dan equipment, kejadian ini juga menyebabkan cidera bagi para pekerja. Oleh karena itu, apabila sudah ada indikasi cuaca buruk perlu dilakukan upaya-upaya pencegahan, diantaranya menempatkan ground equipment pada tempat yang aman, memasang locking system dengan benar, bila diperlukan dipasang double lock system, serta selalu lakukan pemantauan (jangan meninggalkan area tanpa adanya pengawasan).

1 komentar:

  1. Yuan Anzal Ramadhan21 Desember 2014 pukul 14.29

    Nice info....... BTW besok adzan yaaa........ :D

    BalasHapus